Realita! Bisnis Anime Cuma Jadi Sapi Perah!

Setelah sekian lama menonton anime saya jadi tersadar akan realitas bisnis ini dan secara tidak langsung mengamati perkembangan arah industri ini. Anime sudah menjadi salah satu budaya Jepang yang mendunia, banyak fans yang rela mengeluarkan uang demi mendapatkan atau menyalurkan hobi mereka, entah itu mengoleksi action figurenya atau lainnya. Bayangkan berapa keuntungan yang dapat mereka peroleh, belum lagi potensinya.

Inilah salah satu menggiurkannya bisnis yang sudah menjadi franchise/waralaba.

 

Pendapat saya ini terngiang setelah menengok chapter detective conan yang sudah mencapai 1000 chapter. Wow banyak sekali bukan!

Saya sebagai salah satu fans dari detective conan jujur ingin segera manga ini agar segera tamat karena penasaran bagaiman akhir dari Conan dan organisasi hitam. Akan tetapi harapan saya nyatanya tidak akan terwujud dalam waktu dekat ini karena ternyata lagi lagi cerita inti dari detective conan hanya dibahas sedikit saja.

Kemunculan organisasi hitam sangatlah jarang. Bahkan bisa dihitung jari dalam setahunnya. Lalu saya berfikir, kok jarang banget dimunculin yaa??

Ada apa?

Ternyata setelah saya browsing sana sini, saya tersadar bahwa… INILAH BISNIS!

Selama menguntungkan akan terus berjalan. Gak peduli mangakanya mau karyanya harus tamat di sekian chapter yang penting terus menghasilkan uang. Editor akan terus mendorong untuk melanjutkan manganya.

Saya jadi teringat anime bakuman di mana ada scene yang membahas mashiro pengen bikin manga yang perfect. Dan manga yang sempurna adalah manga yang mempunyai akhir sesuai dengan kemauan penulisnya. Bukannya terus terusan dijadikan sapi perah bagi mereka yang berkepentingan.

Sama seperti kasusnya naruto dengan anakya boruto. Sampai sampai judul animenya saja mencantumkan nama naruto. Judul animenya Boruto:Naruto Next Generation. Terlihat bahwa mereka tidak percaya diri dengan menggunakan nama boruto saja sehingga diambilah nama naruto yang sudah terkenal (main aman)

Btw, Alasan Detective Conan GAK/ Lama tamat

  1. Kebanyakan keluarga jepang gak mau conan tamat karena udah jadi acara favorit mereka dan udah jadi budaya
  2. Studio anime yg produksi conan ga mau conan tamat karena merupakan sumber pendatan utama mereka semenjak 1996, ditambah lagi film detective conan yg keluar setiap tahunnya menghasilkan lebih banyak uang
  3. conan selalu ranking 5,4, atau 3 di dalam kategori acara paling banyak ditonton di jepang
  4. Wanita jepang yang mewakili 60% penonton jepang ga mau conan tama
  5. Acara conan selalu rangking teratas kategori seri anime yang gak pengen tamat oleh perempuan jepang
  6. editor dan shounen sunday gak mau conan tamat karena conan merupakan seri best seller dan sumber pendapatan terbesar mereka.

Film conan selalu mendatangkan lebih banyak uang setiap tahunnya. Tujuan anime conan semenjak taun 97 adalah salah satunya untuk mempromosikan filmnya. Anime tamat = film tahunannya tamat. no movies = no money

Conan udah jadi ikon layaknya dragon ball z. Semua orang di jepang tahu conan. Ketika pertemuak G8 yang diadakan di jepang, selebaran itu ada gambar conannya untuk mempromosikan pertemuan itu.

Kebanyakan orang yang pengen conan tamat adalah fans non-jepang. Ironisnya editor sama sekali ga peduli karena orang jepang merupakan pasar mereka. Uang yang dihasilkan di luar jepang dianggap bonus bagi mereka. Oleh karena itu banyak banget episode tentang budaya jepang sehingga sulit dimengerti sama orang non jepang.

Semua hal ini sama dengan apa yang dilakukan studio pierrot pada naruto. Meskipun manganya tamat, animenya masih terus berlanjut dengan dibanyakan fillernya untuk menunda final episode anime.

Ga ada lagi rating anime yang sebagis conan sampe 4% dan masih di peringkat 10 besar anime paling ditonton

Lihat kan? Selama permintaan pasar tinggi, maka penawaran akan selalu terjadi.

Terlepas dari semua itu, anime/manga juga memberikan kita hiburan yang mungkin layak kita apresiasi. Karena terdapat hubungan timbal balik di dalamnya.

Catatan : Artikel ini dibuat tanpa melakukan research yang mendalam. Toh belum tentu ada yg baca haha terus juga mager mengutip sumber sana sini. Apa yang saya tulis di sini murni uneg uneg dalam pikiran saja yang ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Mohon maaf apabila ada kesalahan karena tidak 100% saya crosscheck.

5 comments

Lompat ke formulir komentar

    • sdkjadnaskj on 17 Oktober 2017 at 20:35
    • Balas

    sedih amat ga ada yg komen wkwk

    • tetsuya kuroko on 18 Januari 2018 at 16:05
    • Balas

    terlepas dari bener enggaknya isi tulisan, tapi saya sangat apresiasi tulisannya. analisisnya keren.. bukan cuma admin aja kok yang punya pemikiran demikian. saya juga udah nyangka, semakin populer suatu mangka maupun animenya, semakin banyak ia menjaring pembaca dan penononton, maka semakin lama manga atau animenya tamat. padahal kan ya, kalau ceritanya terlalu panjang dan terkesan “maksa” buat dipanjangin, seni ceritanya kan jadi hilang. T.T penasaran banget padahal itu kapan conan jadi shinichi lagi. gmana kabar organisasi hitam, bakal kayak gmana hubungannya sama ran. lanjut atau gmana. jangan bilang ini bakal kayak doraemon. anime lintas generasi.

    • Hadduuuh on 4 Juni 2018 at 16:28
    • Balas

    Kasian gak ada yg komen, ikutan deh.
    Saya apresiasikan tulisan uneg2 panjang lebar ini, dan entah mau komen apa lagi. Saya belakangan jadi selalu berpikir, lebih baik nonton yg musiman, tanpa sekuel, tanpa episode spesial, tanpa movie, daripada yg belibet kayak conan&naruto

    • Prajurit Angin on 17 November 2018 at 17:25
    • Balas

    Di mana ada produk di situ ada pasar, di mana ada pasar pasti ada pelanggan, di mana ada pelanggan di sana ada uang …

    • Mugiwara212 on 4 Agustus 2019 at 01:51
    • Balas

    Sementara itu One Piece dengan cerita panjangnya masih asik buat di ikuti, dan masih banyak misteri untuk di ungkap. kebanyakan fans malah minta filler. berbanding kebalik dengan Naruto yang pada kesel dengan episode fillernya 🤣🤣🤣.

    saya Do’a kan semoga Conan cepet sembuh

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.